MAKALAH
“TEORI KRISTEN M. SWANSON”
Disusun
oleh kelompok 6:
Ø Agata Elmas
Ø Agustina Elenda Sukacita
Ø Anita Panjaya
Ø Anorius Sati
Ø Lialin Moresta Romkeny
Ø Lindri Bunga
Ø Ratna Sari
Ø Pidelvia Pasapan
STIK
STELLA MARIS MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pengetahuan tentang proses pengembangan empiris
teori/model konseptual merupakan dasar untuk memahami disiplin ilmu
keperawatan, sehingga perawat menyadari kebutuhan akan teori-teori keperawatan
untuk membimbing penelitian dan praktek profesional keperawatan/ pelayanan keperawatan dimana kualitas pelayanan keperawatan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan mutu pelayanan keperawatan akan berjalan dengan baik jika didukung dengan
adanya
pengembangan model teori keperawatan karena teori keperawatan sangat penting bagi
pengembangan profesionalisme keperawatan. Salah satu
teori keperawatan yang memberikan pengaruh di dalam pelayanan keperawatan
adalah A Theory of Caring yang
diperkenalkan oleh Kristen Swanson. Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan klien
dan tenaga kesehatan lainnya.
Oleh karena
itu, perawat harus
terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan perilaku caring. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring
adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring
juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Carruth et all, 1999).
Caring
adalah sentral praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, yang mana tolak ukurnya pada saat perawat bekerja
memberikan pelayanan keperawatan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada
klien baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada,
maka permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1.
Pengertian dari caring?
2. Perbedaan
antara caring dengan curing ?
3. Bagaimana
Konsep caring menurut Kristen M. Swanson?
C. Tujuan
Selain sebagai tugas kelompok,
penulisan makalah ini juga bertujuan untuk:
1.
Menjelaskan
pengertian caring?
2. Menjelaskan
Perbedaan caring dan curing ?
3. Menjelaskan Konsep
caring menurut Kristen M. Swanson?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Caring
Ada beberapa
pengertian caring menurut para ahli. Watson (2004) menyebutkan caring adalah
esensi dari keperawatan dan merupakan fokus serta sentral dari praktik
keperawatan yang dilandaskan pada nilai–nilai kebaikan, perhatian, kasih
terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual
pasien. Tujuan keperawatan menurut Watson adalah memfasilitasi individu
mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi meliputi jiwa, raga, dan
perkembangan pengetahuan diri, peningkatan diri, penyembuhan diri dan proses
asuhan diri.
Griffin
(1983) membagi konsep caring ke dalam dua domain utama. Salah satu konsep
caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring
yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan
fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai
sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan
aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi
emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut Griffin
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan
khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.
Meleis
(1997) menyebutkan caring adalah pertimbangan pribadi, psikologistik,
perspektif budaya, manifestasi perasaan empati, dedikasi dan intervensi
terapeutik kepada pasien. Dengan caring memungkinkan terjadinya interaksi
terapeutik antara perawat dan pasien.
Marriner dan
Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti
dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang 9 memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et al., 1999).
kepada klien
(Sartika & Nanda, 2011). Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti
yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Hall (1969)
mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai seorang perawat,
kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan
komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar
dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu
patologi dan terapeutik.
B. Perbedaan caring dengan curing
Kita harus mengetahui
Perbedaan Caring dan Curing, agar jelas dalam pemanfaatannya. Perawat
memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual,
teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson,
1989). Caring merupakan fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori
caring, human care merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri dari upaya
untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan
dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan
keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan
pengendalian diri.
Dalam
UU No. 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh
tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan
berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing
terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah
tugas sekundernya. Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan
caring sebagai tugas sekundernya.
Curing
merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya
adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu penyembuhan klien.
Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi.
Satu
hal lagi yang dapat dipahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek
tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
A.
Membantu pelaksanaan rencana pengobatan
atau terapi.
B.
Membantu pasien/ klien beradaptasi
dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
Sedangkan tujuan dari
kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau
mengubah problem penyakit dan penanganannya. Dari berbagai penjelasan tersebut,
dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih kompleks daripada curing. Karena
caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring.
C.Teori Kristen M. Swanson
(Theory of caring)
Kristen M. Swanson, R.N., Ph.D., F.A. A. N., lahir pada tanggal 13 januari
1953 di Provinsi Rhode Island. Ia memperoleh gelar sarjananya (Magna Cum Laude)
dari University Of Rhode Island Collage Of Nursing tahun 1975. Setelah lulus,
ia memulai karirnya sebagai Registered Nurse pada University Of Massachusettes
Medical Center di Worcester setelah menerima gelar magister keperawatan pada
tahun 1978. Swanson bekerja selama setahun sebagai instruktur klinik
keperawatan medical bedah di University Of Pennsylvania School Of Nursing dan
terdaftar pada program Ph.D keperawatan di University Of Colorado In Denver,
Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan yang menekankan pada konsep
kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal, individu dan kepribadian,
lingkungan dan kepedulian (caring).
Asal mula teori Caring Swanson
muncul ketika sedang mewawancarai wanita yang mengalami keguguran, orang tua
yang memiliki anak diunit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial
beresiko dan telah melalui sistem untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan. Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang
lingkup carring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi
spesifik dari pada yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang
memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa
pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan
sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-tengah
dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Teori caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan
tentang proses caring yang terdri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang
berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal
kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi
informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan
serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson
(1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai
´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal
sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa
komitment dan tanggung jawab.
Ø Dimensi Caring Menurut Kristen
Swanson
Menurut Swanson ada
lima dimensi yang mendasari konsep
Caring yaitu:
1.
Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan
seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam
hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan
orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil
hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa
pun. Tujuannya adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas
kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh
harapan. Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah
dasar dari caring dalam praktek
keperawatan.
Subdimensi:
a. Believing
in
Perawat
menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa
terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
b. Offering a hope-filled attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat
sepenuhnya peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak
mata dan intonasi bicara perawat.
c. Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme
perawat dan harapan terhadap apa yang menimpa klien secara realistis dan
berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme dan harapan yang sama.
d. Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna
akan masalah yang terjadi sehingga klien perlahan
- lahan menerima
bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
e. Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap
menjaga hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah
kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring
secara total oleh perawat kepada klien.
2.
Knowing
Subdimensi:
a. Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi.
b. Assessing
thoroughly
Melakukan pengkajian
menyeluruh meliputi bio psiko sosial spitual dan kultural.
c. Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi
secara mendalam.
d. Centering on the one cared for
Perawat berfokus pada
klien dalam melakukan asuhan keperawatan.
e. Engaging the self
of both
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh
dan bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif.
3.
Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan secara emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada klien
dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi
intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Subdimensi:
a. Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa
memaksa kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan.
b. Convering
availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu
klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap kesejahteraan
/ well being.
c. Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien
berusaha dalam meningkatkan kesehatan klien.
d. Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang
berkaitan dengan usaha peningkatan
kesehatan klien.
Dengan “Being with”
perawat dapat menunjukkan dengan cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara,
mendengarkan serta memiliki sikap positif dan bersemangat yang dilakukan perawat,
akan membentuk sesuatu suasana keterbukaan dan saling mengerti.
4.
Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan
yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan,
menjaga privasi dan martabat klien.
Subdimensi:
a. Comforting ( memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan pada klien
dan menjaga privasi klien.
b. Performing competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan
kenyaman dalam tindakannya, perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai
perawat professional
c. Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu
atau memanusiakan manusia.
d. Anticipating ( mengatisipasi )
Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien
dan keluarga
e. Protecting (melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan
asuhan keperawatan dan tindakan medis
5.
Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien,
memfasilitasi klien untuk melewati masa
transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya
yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung
dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan
alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau
klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara
memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback.
Subdimensi:
a. Validating (memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah
dilakukan.
b. Informing( memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan
peningkatan kesehatan klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c. Supporting (mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam
mencapai kesejahteraan / well being sesuai
kapasitas sebagai perawat.
d. Feedback (memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang
dilakukan oleh klien dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being.
e.
Helping patients to
focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus dan membuat
alternative)
Menolong
pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program peningkatan kesehatannya
baik tindakan keperawatan maupun tindakan
medis. (Potter & Perry, 2009)
Ø Asumsi
Teori Caring
Terhadap
Konsep
Sentral
Disiplin
Ilmu Keperawatan
1. Manusia
Asumsi Swanson
tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson (1985) bahwa
manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki pemikiran, perasaan
dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan
genetik, anugerah spiritual, dan
kebebasan memilihnya.
2. Kesehatan
Perawat tidak hanya
berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi perawat membantu klien
untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat kesehatan
atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada
kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah
meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh,
merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya
(Swanson, 1993).
Untuk dapat
mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif, memiliki arti,
berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian
integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang bebas
untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran,
perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas
(Swanson, 1993).
3. Lingkungan
Lingkungan
didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam keperawatan sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang
mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada
beberapa termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu
tentang pengaruh lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk
mempertimbangkan tuntutan, kendala dan sumber – sumber yang membawa kepada
situasi tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner, 1971).
4. Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa ilmu
keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan lain
seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan
individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.
Ø Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenapa kita
terus untuk melayani merupakan keharusan
bagi perawat untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus
pada kemanusian dan caring. Yang kemudian disempurnakan dengan adanya transaksi antara keperawatan,
setiap perawat dan klien bahwa perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan akan martabat
manusia dan meningkatkan kesehatan.
Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi
pemberi layanan dalam usahanya untuk membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang bermanfaat dalam memberikan
petunjuk bagaimana membangun strategi caring
yang berguna dan efektif. Teori caring
Swanson ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan
dan proses karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati
pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah
sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian
inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu,
artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga
bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat. Penilaian terhadap seorang
perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki perawat. Teori
Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan
dan proses karakteristik pelayanan.
Teori Caring Swanson
(1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani
transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.
(Potter & Perry, 2009 : 112).
BAB III
PENUTUP
Ø
Kesimpulan
Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring yang terdri dari
bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang,
hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson (1991) menjelaskan middle
range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai ´a nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a
personal sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi
tersebut adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan
penuh rasa komitment dan tanggung jawab.
Ø Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini
diharapkan agar para pembaca khususnya mahasiswa agar dapat lebih mengetahui
dan memahami tentang Teori Caring. Dan dapat mengaplikasikannya dalam
dunia keperawatan.
Dan Penulis mengharapkan, semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca ,dan
merupakan tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang
Teori Caring. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar